July 7, 2008

Mawar

Lembut kelopaknya,
Harum tiada tara,
Indah nian rias,
Terang warna bias.

Namun tak sempurna jua-
Duri-duri tajam lasak,
Tak bisa dibawa bersajak,
Kian mawar tumbuh,
Kian tajam durinya utuh.

Namun masih juga menawan,
Terpikat hati bila memandang,
Walau duri bersama batang.

Umpama manisnya hidup dan cinta,
Juga punyai duri yang bisa melukakan kita,
Namun janganlah takut hidup dan bercinta,
Kerana,
Hidup tak terkecuali juga,
Dari menerima luka dan duka,
Bersakitlah buat sementara,
Bersenang nanti di hari muka.

Maka petiklah mawar,
Walau jari pilu terluka,
Dibawa berhias cantik juga.

4 comments:

Shahril Hisham said...

bila mahu dipetik mawarnya
jika hati hanya memendam rasa
rasa tersimpan tiada bicara
kelak nanti hilang kata-kata

Anonymous said...

mawar hatiku..
durimu bagai selumbar..
walau indah di mata..
tetap bisa di kalbu..

Hafizuddin Awang said...

salam a.s.h.a.r.
bukannya tak mahu lagi memetik mawar. namun si mawarnya masih belum tersedia. masih belum hadir lagi dalam hidup ini. mungkin beberapa ketika lagi berkunjung tiba lah si mawar idaman hati.

Hafizuddin Awang said...

salam anonymous.

tampak sedih gayamu berperi,
apakah pernah sesekali,
hatimu pedih dilukai duri,
duri mawar idaman hati?