April 20, 2009

Dinamika Hidup

Hidup, dengan hati berat-terikat

bagai angin tak reti bertiup
air tak reti mengalir.
Terpekung menadah sisa-sarat
menuntun hidup penuh darurat.

Hidup, kalau dibiar indah
ada yang dengki, datang membenci
tangan tak hulur, mulut memaki.
Yang berat lagi membeban
yang terikat lagi bersimpul.

Inikah manusia?
Datang dengan hasad
pergi dengan suka?
Alasannya:
“Oh, aku terlupa.
Maafkan aku.
Akukan manusia.”

Angin dibiar hentap
lama-lama berkepam.
Air dibiar bertakung
lama-lama membusuk.
Lepaskan mereka
Hidup lebih bahagia tanpa ini semua.

Cari angin yang kuat
air yang deras
hidup dihempuk asakan
ubatnya pada nyaman dan segar.
Sehabisnya, dinamika itu ada.
Lebih baik begini.


Sarah Mohd Shukor
20 April 2009
16-205, Bolshaya Piragovskaya.